Saturday, April 19, 2014

Teknik Penerjemahan

       Secara sederhana teknik penerjemahan adalah gambaran yang tampak pada hasil terjemahan, terutama pada unit terkecil teks (unsur mikro). Molina dan Albir (2002) membedakan strategi dan teknik penerjemahan bedasarkan produk dan proses. Strategi merupakan proses yang ada di pikiran penerjemah ketika melakukan penerjemahan, yaitu ketika penerjemah menghadapi suatu masalah dan berusaha memecahkannya. Sementara teknik penerjemahan merupakan hasil dari pilihan yang dibuat oleh penerjemah atau perwujudan strategi dalam mengatasi permasalahan pada tataran mikro yang dapat dilihat dengan membandingkan dengan hasil terjemahan dengan teks sumber. Molina dan Albir (2002) menyatakan bahwa teknik penerjemahan mempunyai lima karakteristik:
  • Berdampak pada terjemahan 
  • Diklasifikasikan oleh perbandingan dengan teks aslinya
  • Berdampak pada unit mikro dari teks
  • Bersifat diskursif dan kontekstual
  • Bersifat fungsional
Menurut Molina dan Albir  dalam Meta XLVII, 2002 menegaskan bahwa teknik penerjemahan meliputi:
      1)      Adaptasi (Adaptation)
Teknik ini bertujuan untuk mengganti unsur budaya pada bahasa sumber ke dalam budaya bahasa sasaran.
Contoh:
            Bsu:     as white as snow
            Bsa:     seputih kapas
     2)      Amplifikasi (Amplification)
Teknik penerjemahan yang mengungkapkan pesan secara eksplisit atau memparafrasa suatu informasi yang implisit dalam bahasa sumber.
Contoh:
Bsu:     Tayamum
Bsa:     bersuci dengan debu
     3)      Peminjaman (Borrowing)
Teknik menerjemahkan dimana penerjemah meminjam kata atau ungkapan dari bahasa sumber, baik sebagai peminjaman murni (pure borrowing) atau peminjaman yang sudah dinaturalisasikan (naturalized borrowing).
Contoh:
·         Peminjaman murni      Bsu:     blog
Bsa:     blog
·         Peminjaman alamiah   Bsu:     bus
Bsa:     bis
    4)      Kalke (Calque)
Teknik ini merujuk pada penerjemahan secara literal, baik kata maupun frasa dari bahasa sumber.
Contoh:
            Bsu:     directorate general
            Bsa:     direktorat jenderal
    5)      Kompensasi (Compensation)
Teknik penerjemahan dimana penerjemah memperkenalkan unsur-unsur pesan atau informasi atau pengaruh stilistika teks bahasa sumber ditempat lain dalam teks bahasa sasaran.
Contoh:
            Bsu:     a pair of scissors
            Bsa:     sebuah gunting
    6)      Deskripsi (Description)
Teknik ini diterapkan untuk menggantikan sebuah istilah atau ungkapan dengan deskripsi baik dalam bentuk maupun fungsinya.
Contoh:
Bsu:     yu sheng
Bsa:     hidangan khas orang China yang disajikan saat perayaan Imlek
    7)      Kreasi discursive (Discursive Creation)
Teknik ini dimaksudkan untuk menampilkan kesepadanan sementara yang tidak terduga atau keluar konteks. Teknik ini biasanya dipakai dalam menerjemahkan judul buku atau judul film.
Contoh:
Bsu:     Great Alexandre
Bsa:     Aleksander yang Agung
    8)      Pemadanan lazim (Established Equivalent)
Lebih cenderung untuk menggunakan  istilah atau ekspresi yang sudah dikenal (baik di dalam kamus atau penggunaan bahasa sehari-hari). Teknik ini mirip dengan penerjemahan secara harfiah.
Contoh:
Bsu:     New Zeland
Bsa:     Selandia Baru
    9)      Generalisasi (Generalization)
Teknik ini lebih cenderung menggunakan istilah yang lebih umum atau lebih netral.
Contoh:
Bsu:     flat
Bsa:     apartement  
    10)   Amplifikasi linguistik (Linguistic Amplification)
Teknik ini digunakan untuk menambah unsur-unsur linguistik dalam teks bahasa sasaran. Teknik ini biasanya dipakai dalam consecutive interpreting (pengalihbahasaan secara konsekutif) atau dubbing (sulih suara)
Contoh:
Bsu:     shall we?
Bsa:     bisakah kita pergi sekarang?
    11)  Kompresi linguistik (Linguistic Compression)
Merupakan teknik penerjemahan dengan cara mensintesa unsur-unsur linguistik dalam teks bahasa sasaran yang biasanya diterapkan penerjemah dalam pengalihbahasaan secara simultan (simultaneous interpreting) dan penerjemahan teks film (subtitling).
Contoh:
Bsu:     I want you to know...
Bsa:     ketahuilah
    12)  Penerjemahan Harfiah (Literal Translation)
Merupakan teknik menerjemahkan sebuah kata atau ekspresi kata per kata tetapi susunan kata tersebut disesuaikan dengan tata bahasa Bsa.
Contoh:
Bsu:     Dr Augustine also wrote some books  
Bsa:     Dr Augustine juga menulis beberapa buku
    13)  Modulasi (Modulation)
Merupakan teknik penerjemahan dimana penerjemah mengubah sudut pandang, fokus atau kategori kognitif dalam kaitannya dengan bahasa sumber.
Contoh:
Bsu:     I cut my finger
Bsa:     jariku teriris
    14)  Partikularisasi (Particularization)
Teknik ini lebih memfokuskan pada penggunaan istilah yang lebih konkrit atau persis.
Contoh:
Bsu:     air transportation
Bsa:     pesawat terbang
    15)  Reduksi (Reduction)
Teknik ini lebih memfokuskan pada pemadatan teks dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Ini juga bisa disebut sebagai kebalikan dari amplifikasi.
Contoh:
Bsu:     the Muslim month of fasting
Bsa:     Ramadhan
   16)  Subtitusi (Substitution)
Teknik ini adalah mengubah unsur-unsur linguistik ke parallinguistik (yang berhubungan dengan intonasi dan isyarat tubuh). Teknik ini biasanya dipakai dalam pengalibahasaan secara lisan.
Contoh:
Bsu:     he puts his hand on heart
Bsa:     dia mengucapkan terimakasih
   17)  Transposisi (Transposition)
Teknik ini adalah mengubah kategori gramatikal. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori, struktur dan unit.
Contoh:
Bsu:     trousers
Bsa:     celana panjang
   18)  Variasi (Variation)
Teknik ini adalah mengubah unsur-unsur linguistik dan paralinguistik yang mempengaruhi variasi linguistik, perubahan tona secara tekstual, gaya bahasa, dialek sosial dan juga dialek geografis. Biasanya teknik ini diterapkan dalam penerjemahan drama.
Contoh:
Bsu:     hi chick?
Bsa:     hai cewek?

No comments:

Post a Comment