1) Keakuratan (accuracy)
Keakuratan
merupakan suatu istilah yang digunakan dalam pengevaluasian terjemahan untuk
merujuk pada apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan
atau belum (Nababan, 2010). Konsep kesepadanan mengarah pada kesamaan isi atau
pesan antar keduanya. Dari pernyataan di
atas bisa disimpulkan bahwa keakuratan suatu terjemahan
berhubungan dengan ketepatan pengalihan pesan atau makna asli yang terkandung
di dalam teks bahasa sumber ke dalam
teks
bahasa sasaran. Machali (2000:110) menambahkah
dari segi ketepatan pemadanan kata dapat dilihat dari aspek linguistik, semantik dan pragmatik. Keakuratan tidak hanya dilihat dari
ketepatan pemilihan kata tetapi juga ketepatan gramatikal, kesepadanan makna dan
pragmatik.
2) Keberterimaan (acceptability)
2) Keberterimaan (acceptability)
Nababan (2010)
mengatakan bahwa istilah keberterimaan merujuk pada apakah suatu terjemahan
sudah diungkapkan sesuai kaidah-kaidah, norma dan budaya yang berlaku dalam
bahasa sasaran ataukah belum, baik pada tataran mikro maupun pada tataran
makro. Keberterimaan
teks terjemahan
berkaitan dengan kesesuaian gramatika bahasa sasaran dan sikap pembaca terhadap
teks terjemahan. Kalau dalam keakuratan berfokus pada ketepatan penyampaian pesan, keberterimaan lebih terkait dengan
kewajaran. Kewajaran berkaitan erat dengan norma budaya bahasa sasaran,
sehingga sangat mungkin apabila teks terjemahan bahasa Indonesia bisa berterima di masyarakat Jawa tetapi
tidak bisa diterima
di masyarakat Papua. Terjemahan yang banyak menggunakan istilah-istilah atau
kata-kata yang lazim dibaca atau didengar oleh pembaca atau pemirsa dengan
mempertimbangkan unsur-unsur
budaya yang ada di dalam teks bahasa sasaran akan menjadikan terjemahan
tersebut berterima.
3) Keterbacaan (Readability)
3) Keterbacaan (Readability)
Sakri (dalam Nababan,2010) menyatakan bahwa keterbacaan atau di dalam bahasa Inggris disebutkan readability, merujuk
pada derajat kemudahan sebuah tulisan untuk dipahami maksudnya. Pembaca
berperan sebagai subyek yang menilai apakah suatu tulisan masuk kategori mudah
terbaca atau tidak. Tingkat keterbacaan suatu teks ditentukan oleh beberapa
faktor seperti yang dikemukakan oleh Richard et al (dalam Nababan,2003) yang meliputi: (1)panjang
rata-rata kalimat, (2)jumlah kata baru, dan (3)kompleksitas bahasa yang
digunakan. Lebih jauh, Nababan (2003) menambahkan faktor-faktor lainnya
yang mempengaruhi tingkat keterbacaan suatu produk terjemahan mencakup: (1)penggunaan kata/kalimat asing dan daerah, (2)penggunaan kata/kalimat ambigu, (3)penggunaan kalimat yang tidak lengkap, (4)panjang rata-rata kalimat, (5)penggunaan kalimat-kalimat
kompleks, dan (6)alur
pikiran yang tidak runtut dan tidak
logis. Selain faktor yang bersifat kebahasaan di atas, faktor kemampuan membaca
dan memahami, serta pengalaman pembaca sangat berpengaruh dalam menentukan
keterbacaan suatu teks.
No comments:
Post a Comment